Kompetensi
Dasar
3.2 menganalisis sifat elastisitas bahan dalam
kehidupan sehari hari
4.2 melakukan percobaan tentang sifat elastisitas
suatu bahan berikut presentasi hasil percobaan dan pemanfaatannya
3.2.1 menganalisis Modulus Young sebagai
karakteristik elastisitas bahan
3.2.2 menganalisis Hukum Hooke pada pegas
3.2.3 menganalisis rangkaian pegas
3.2.4 menganalisis energi potensial pegas
4.2.1 melakukan percobaan sifat elastisitas bahan
4.2.2 melakukan percobaan Hukum Hooke
4.2.3 melakukan percobaan rangkaian pegas
4.2.4 melakukan percobaan energi potensial pegas
Pendahuluan
Benda elastis/ lentur
adalah benda yang kembali ke bentuk semula ketika gaya yang bekerja padanya
dihilangkan, misalnya karet, pegas, dan senar. Sebaliknya, benda yang tidak
kembali ke bentuk semula meskipun gaya yang bekerja padanya telah dihilangkan
disebut benda plastis, misalnya plastisin, lilin, dan tanah liat. Amatilah gambar berikut! Dapatkah kalian menunjukkan komponen kendaraan berikut yang bersifat elastis dan plastik?
Benda elastis begitu sering dijumpai bahkan sangat
bermanfaat bagi kehidupan kita antara lain: kulit yang sifatnya lentur;
perempuan dapat mengikat rambutnya dengan karet atau jedai; springbed terdiri dari spons dan pegas
membuat tidur kita nyenyak; berkendara terasa lebih nyaman dari guncangan
karena dilengkapi dengan shockbreaker;
bahkan bidang seni dan olahraga juga menggunakan bahan-bahan elastis.
3.2.1 Modulus Young
Pada seni musik kita jumpai alat musik berdawai, misalnya gitar. Dawai/senar gitar dengan ukuran (penampang, panjang, dan massa) tertentu jika dikencangkan menyebabkan senar tersebut mengalami tegangan dan menghasilkan bunyi tertentu ketika dipetik. Di samping itu, senar juga dapat mengalami regangan. Senar berkualitas baik adalah yang memiliki modulus elastisitas yang besar. Apakah yang dimaksud: tegangan, regangan, dan modulus elastisitas? Simaklah uraian berikut ini.
Gb1: Sepeda Motor (Sumber: Google) |
3.2.1 Modulus Young
Pada seni musik kita jumpai alat musik berdawai, misalnya gitar. Dawai/senar gitar dengan ukuran (penampang, panjang, dan massa) tertentu jika dikencangkan menyebabkan senar tersebut mengalami tegangan dan menghasilkan bunyi tertentu ketika dipetik. Di samping itu, senar juga dapat mengalami regangan. Senar berkualitas baik adalah yang memiliki modulus elastisitas yang besar. Apakah yang dimaksud: tegangan, regangan, dan modulus elastisitas? Simaklah uraian berikut ini.
1. Tegangan (stress)
Setiap benda elastis ketika ditarik pasti tegang. Tegangan
merupakan besarnya gaya tarik yang bekerja pada penampang benda. Perhatikanlah
gambar berikut!
Besarnya tegangan sebanding
dengan gaya penariknya dan berbanding terbalik dengan penampang (luas) yang
dinyatakan dengan persamaan:
Contoh fenomena yang
sering kita jumpai adalah menyetem gitar dengan memberikan tegangan tertentu
agar mendapat nada yang diinginkan.
2. Regangan (strain)
Setiap benda elastis yang tegang juga mengalami
regangan. Regangan terjadi ketika ukuran benda berubah terhadap ukuran awalnya.
Terdapat tiga jenis strain yaitu: Strain Linier, Strain Volume, dan Strain
Shearing.
a. Strain Linear
(Panjang)
Strain linear menyatakan perubahan panjang benda terhadap
panjang awalnya.
Strain linear dinyatakan
dengan persamaan:
Contoh strain linear dapat
kita jumpai pada olahraga bungeejumping
b. Strain Bulk (Volume)
Strain Bulk menyatakan perubahan volume benda terhadap
volume awalnya.
Strain volume dinyatakan
dengan persamaan:
Contoh strain Bulk dapat
kita jumpai pada kapal selam yang ringsek ketika berada di dasar laut yang
dalam.
c. Strain Shear (Geser)
Strain shear menyatakan besarnya pergeseran tangensial
terhadap panjang bidang.
Strain shear dinyatakan
dengan persamaan:
Contoh strain Shear dapat
kita jumpai pada olahraga loncat indah
3. Modulus Elastisitas
Modulus elastisitas menyatakan karakteristik bahan
ditinjau dari sifat elastisitasnya. Istilah ini diperkenalkan oleh Thomas Young
sehingga sering juga disebut Modulus Young. Menurut Young, elastisitas bahan
ditentukan dari perbandingan tegangan dan regangan yang dinyatakan dengan
persamaan:
Beberapa contoh bahan
dengan modulus elastisitasnya disajikan seperti tabel berikut!
Sumber: Halliday Resnick
Fundamental of Physics
|
Contoh penerapan modulus
Young dalam kehidupan sehari-hari misalnya pada tower crane. Amatilah video
berikut!
Nilai modulus Young kawat sangat
penting diketahui untuk menentukan beban maksimum yang dapat diangkat agar
kawat tidak putus.
3.2.2 Hukum Hooke
Robert Hooke menurunkan persamaan Modulus Young menjadi:
karena E, A, dan L0 merupakan nilai bersifat tetap yang bergantung
pada karakteristik batang (sifat, bentuk, ukuran) maka dapat dinyatakan dengan
konstanta k sehingga:
F = k . ΔL
Hooke menggunakan
persamaan ini pada benda elastis lainnya yaitu pegas dan disimpulkan bahwa: “gaya
yang diberikan pada pegas sebanding dengan tingkat kekakuannya dan pertambahan
panjang batang yang diinginkan. Dengan kata lain, untuk menentukan kekakuan
pegas dapat ditentukan dengan membandingkan gaya yang diberikan pada pegas
dengan pertambahan panjang pegas yang terjadi. Sesuai dengan persamaan:
Semakin
besar nilai k maka pegas semakin kaku, artinya dengan gaya
yang besar hanya mampu mengubah sedikit panjang pegas. Untuk lebih jelasnya,
amatilah gambar berikut!
Hukum
Hooke hanya berlaku pada benda elastik (pegas) jika gaya yang diberikan tidak
terlalu besar. Sebab jika gaya yang diberikan melampaui batas elastisitasnya akan
menyebabkan pegas rusak dan patah. Untuk lebih jelasnya, amatilah grafik
berikut!
Penerapan
hukum Hooke dapat kita jumpai pada neraca pegas.
3.2.3 Rangkaian Pegas
Hukum Hooke dapat
diterapkan untuk menganalisis sistem rangkaian pegas baik seri maupun paralel.
a. Rangkaian Seri Pegas
Misalkan kita memiliki tiga
buah pegas yang disusun secara seri seperti gambar berikut.
sehingga
dapat disimpulkan:
Persamaan
ini menjelaskan bahwa pegas yang disusun seri akan menyebabkan nilai konstanta
gabungannya menjadi sangat kecil, itu artinya sistem pegas menjadi sangat
lentur. Fenomena yang sering dijumpai adalah lompat karet dan monoshockbreaker, seperti gambar
berikut!
b. Rangkaian Paralel
Pegas
Misalkan kita memiliki tiga
buah pegas yang disusun secara paralel seperti gambar berikut.
sehingga
dapat disimpulkan:
Persamaan
ini menjelaskan bahwa pegas yang disusun paralel akan menyebabkan nilai
konstanta gabungannya menjadi sangat besar, itu artinya sistem pegas menjadi
sangat kaku. Fenomena yang sering dijumpai adalah karet ketapel dan doubleshocbreaker, seperti gambar
berikut!
3.2.4 Energi Potensial Pegas
Pada waktu kita menekan
pegas, energi yang kita berikan akan disimpan pegas dalam bentuk energi potensial pegas. Besarnya energi
potensial pegas bisa didapat dengan menghitung usaha untuk menekan pegas.
Besarnya
usaha dapat dihitung dengan bantuan grafik berikut!
sehingga dapat disimpulkan:
Energi
potensial ini dapat diubah menjadi energi kinetik,
Sebagai
contoh penerapan yaitu pada olahraga panahan di mana busur panah yang diregangkan
mampu melesatkan anak panah dengan cepat, seperti gambar berikut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar